Rabu, 30 Maret 2011

Pentingnya Pengolahan Sanitasi di Tempat Umum

Menurut beberapa literatur yang disebut tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanent), baik membayar mapupun tidak membayar.
Kriteria suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat :
  1. Diperuntukkan bagi masyarakat umm
  2. Harus ada gedung/tempat yang permanen
  3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)
  4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll)
Sedangkan yang disebut sanitasi tempat-tempat umum adalah suatau usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit.

Sasasan khusus yang harus diberikan dalam pengawasn tempat-tempat umum meliputi :
  1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal hygiene)
  2. Alat-alat kebersihan
  3. Tempat kegiatan
Kenapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat diperlukan ? :
  1. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan
  2. Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan
  3. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik
  4. Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit
  5. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan
  6. Adanya tuntutan physical dan mental confort


ASPEK PENTING DALAM PENYELENGGARAAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM
  1. Aspek teknis /hukum (persyaratan H dan S, Peraturan dan perundang-undangan sanitasi
  2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi, dll
  3. Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi : Man, Money, Method, Material dan Machine
HAMBATAN YANG SANGAT SERING DIJUMPAI DALAM PELAKSANAAN SANITASI DI TEMPAT-TEMPAT UMUM
PENGUSAHA
  1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per undang-undangn yang menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan usaha kesehtan masyarakat
  2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit
  3. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-persyaratan karena memerlukan biaya ekstra
  4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan dari STTU
PEMERINTAH
  1. Belum semua peraltan dimiliki oelh tenaga pengawas pada tingkat II dan kecamatan
  2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan
  3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU
  4. Belum semua kecamatan /tingkat II memiliki saran transportasi untuk melakukan kegiatan pengawasan
LANGKAH-LANGKAH DALAM IMPLEMENTASI USAHA STTU
  1. Identifikasi masalah (problem identification)
  2. Pemeriksaan H&S TTU (sanitary inspection)
  3. Follow Up
  4. Evaluasi
  5. Pencatatan dan pelaporan
JENIS-JENIS TEMPAT UMUM YANG SANGAT MEMERLUKAN PENGAWASAN
  • Hotel
  • Restourant
  • Kolam renang
  • Pasar
  • Bioskop
  • tempat-tempat rekreasi
  • tempat-tempat ibadah
  • pertokoan
  • Pemangkas rambut
  • salon
  • Stasiun kereta api atau bus
  • rumah sakit


"http://tuloe.wordpress.com/2009/06/07/sanitasi-umum/#more-11"

PENTINGNYA SANITASI MAKANAN

I.  PENGERTIAN
Makanan adalah semua bahan, baik dalam bentuk olahan yang dimakan manusia kecuali alir dan   obat-obatan
Sanitasi makanan berarti suatu ushan pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya-bahaya yang dapat  mengganggu/merusak kesehtan, mulai dari pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan mentah, proses pengolahan, penyimpanan makanan, pengangkutan, penjualan sampai pada penyajian makanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat
Industri makanan dapat diartikan setiap bangunan yang menetap dengan segala bagian ruangan dan peralatan yang dipergunakan untuk proses pembuatan, pembungkusan dan penyimpanan makanan dan minuman untuk konsumsi bagi masyarakat umum, yang diolah dengan atau tanpa menggunakan tekhnilogi modern, dengan atau tidak disertai penandaan yang lengkap, diolah delam jumlah yang relatif benyak/sedikit dan penjualannya bersifat nasional atau lokal.
II.  PENGARUH MAKANAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
Peranan makanan sebagai vector/agen penyakit yang ditukar melalui makanan
  1. Parasit, yang masuk melalui tubuh melalui daging, ikan, dll. Contoh : Taenia Saginata, Taenia Solium, Di phyllobotrium latum, Trichinella spiralis
  2. Microorganisme, contoh : Salmonella Typhi, Shigella dysentriae, Richettsia, Virus Hepatitis
  3. Toxin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri, contoh : entero toxin——–> Sta phylococcus. Exo toxin———–> Clostrideumbotulinum
  4. Zat-zat yang membahayakan kesehatan, contoh : Zat Pengawet, Zat pewarna, Insektisida, Herbisida
  5. Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun sebagi bahan makanan, contoh : jamur, tempe bongkrek
III.  FAKTOR YANG LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG YANG BERPENGARUH TERHADAP MAKANAN
1.   Air
Yang diperlukan dalam semua proses pengolahan bahan makanan
2.  Air Kotor (sewage)
  • Berbagai bahan organik dan an organik terlarut dalam air kotor
  • Sumber dari kuman-kuman pathogen ——> kuman saluran pencernaan
  • Berperan penting sebagi sumber pencemar bagi air dan makanan
3.  Tanah
  • Tanah yang menjadikan mikroorganisme dapat mengkontaminasi bahan makanan dengan berbagai cara yang antara lain adalah :
  • Terbawa oleh alat-alat masuk ke dalam tempat makanan/penyimpanan makan yang akhirnya masuk ke dalam makanan
  • Terikut pada bagian-bagian tanaman-tanaman/sayuran
  • Makanan terbungkus dengan bahan/kertas yang terkontaminasi tanah yang mengandung mikroorganisme
4.  Udara
  • Mikroorganisme di udara terbawa oleh partikel-partikel, debu, air atau titik-titik ludah yang disebar oleh hewan maupun orang yang sedang batuk
  • Tergantung dari musim, lokasi
5.   Hewan tanah/piaraan
Bakteri-bakteri enting dari ternak dihubungkan dengan peristiwa keracunan makanan, contoh : Salmonella, Clostridium perfrigens
6.  Binatang Pengerat/Tikus
Ancaman kontaminasi bagi sayuran-sayuran/buah-buahan sejak dipetik, diangkat, disampan, diolah dan disajikan.



"http://tuloe.wordpress.com/2009/06/07/pentingnya-sanitasi-makanan/#more-19"

Dasar-Dasar Ilmu Kependudukan

Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk dapat berinterkasi dalam sebuah populasi masyarakat.
Salah satu definisi dari Ilmu kependudukan adalah : suatu ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumah, sruktur (komposisi penduduk dan perkembangan dan perubahannya. (Multilingual Demografic Dictionary, 1982).
Definisi lain yang dikemukakan oleh ahli lain adalah : Ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan dan penyebab perubahan-perubahan yang terjadi tersebut. yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).  (Philip M. Hauser dan Duddley Duncan. 1959 )

Sedangkan demografi memiliki arti : tulisan atau karangan mengenai rakyat atau penduduk
Jadi dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses  penduduk di suatu wilayah, yang strukturnya meliputi : Jumlah, Persebaran dan Komposisi Penduduk. Struktur penduduk ini dapat selalu berubah-rubah dan perubahan ini disebabkan karena proses demografi yaitu : kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.
3 (tiga) variable dasar demografi (basic demografic variable) :
  1. having children
  2. moving
  3. dying
Jika dibedah lebih dalam inti telaah dari demografi adalah :
1. Kajian kependudukan secara statistika dan matematika menyangkut perubahan penduduk, besar/jumlah, komposisi dan distribusi penduduk melalui 5 komponen demografi yakni fertillitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial (Bogue, 1976)
2. Barcley (1981) lebih menekankan pada kajian tentang perilaku penduduk secara keseluruhan buan pada perorangan dengan fokus kajian pada statistika dan matematika (Pure Demografi)
3. Houser and Duncan, lebih menitikberatkan pda dampak yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan penduduk (akses dari persebaran dan komposisi)
Dalam ilmu kependudukan juga dikenal istilah Study kependudukan, yaitu : segala perubahan yang berhubungan dengan aspek kehidupan berupa komponen-komponen (kelahiran, kematian dan perpindahan) yang berkaitan dengan jumah, komposisi dan distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Ruang Lingkup Ilmu Kependudukan
Demografi menekankan pada kajian-kajian sebagai berikut :
  1. Besar atau jumlah, komposisi dan distribusi penduduk dalam suatu wilayah
  2. Perubahan-perubahan dari jumlah penduduk, komposisi dan distribusinya.
  3. Komponen-komponen dari perubahan tersebut
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komponen-komponen tersebut
  5. Konsekuensi dari perubahan baik jumlah, komposisi ataupun distribusi dalam komponen-komponen tersebut
Beberapa catatan tentang kajian kependudukan :
  • Besar atau jumlah penduduk hanya dapat berubah melalui fertilitas, mortalitas dan migrasi.
  • Bilamana seseorang lahir, mati atau pindah berarti secara terus menerus penduduk bertamah atau bekurang
  • Penduduk bertambah dengan cara kelahiran , pindah datang (moving-in)  ke suatu wilayah
  • Demikian pula jumlah penduduk akan berkurang dengan adanya kematian atau perpindahan keluar (moving-out) dari suatu wilayah
Sumber-sumber Data Dalam Kajian Ilmu Kependudukan
Sumber data yang biasanya dipakai dalam ilmu kependudukan adalah segala terbitan resmi, baik dalam bentuk angka grafik atau gambar yang merupakan sumber data.
Guna menganalisa demografi suatu masyarakat secara geografis perlu diketahui berapa jumlah penduduk yang tinggal disana. bagaimana penyebarannya, bagaimana penyebarannya, berapa yang lahir dan yang mati dalam tahun berjalan, berapa yang masuk (moving-in) dan berapa yang keluar (moving-out).
3   jenis informasi utama yang diperlukan dalam studi kependudukan :
  1. population size and distribution
  2. population process (fertility, mortality and migration)
  3. Population structure dan characteristic
Dalam Kependudukan Juga dikenal 3 (tiga) sumber data utama, yaitu :
SENSUS PENDUDUK
Suatu perhitungan penduduk secara lengkap dengan menghitung seluruh populasi dalam suatu negara, biasanya dilakukan karena pemerintah ingin mendapatkan data setiap penduduk yang meliputi : nama, alamat, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, etnis, agama, umur, tahun kelahiran, status perkawinan, kewarganegaraan, dan lain-lain.
Jadi sensus penduduk merupakan keseluruhan proses pengumpulan data (collecting), menghimpun dan menyusun (compiling) dan menerbitkan data-data yang meliputi semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu.
Ada beberapa karakteristik perbedaan antara sensus dengan pengumpulan data yang lain, yaitu :
  1. Semua orang atau penduduk yang hidup dalam wilayah tercacah harus tercakup
  2. Serentak dilakukan pada satu waktu tertentu
  3. Dilaksanakan di suatu wilayah tertentu.
-  Unit cacah sensus adalah : perorangan, bukan KK atau RT
-  Sensus baru dikatakan selesai apabila semua informasi yang dikumpulkan suda diterbitkan
SURVEY
Bila sensus meliputi seluruh penduduk maka survey hanya mengambil sampel dari seluruh populasi saja.
Kelebihan survey adalah :
  1. Pengambilan data terkonsentrasi untuk tujuan tertentu karena itu sangat berpotensi untuk dikembangkan baik dalam skala besar maupun kecil.
  2. Dilaksanakan oleh orang lain yang berbeda dan biasanya terdiri dari tenaga profesional sesuai dengan sasaran masing-masing dan dilaksanakan dengan cara yang berbeda pula
  3. Biaya (cost) bisa lebih hemat sesuai dengan cakupannya


REGISTRASI VITAL
sistem ini telah dikenal sejak alam, Yaitu suatu pengumpulan data mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam masyaraat, sperti : kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi, migrasi dan lain sebagainya.
Jadi singkatanya registrasi viatla adalah semua sumber sejarah yang tercatat secara resmi baik oleh pemerintah maupun oleh badan swasta lainnya.
Kelebihan dari sisitem Registrasi adalah : data bertahan lama dan gampang diperoleh kapan saja diperlukan
Tujuan Kajian Kependudukan
Dilihat dari variable dasar demografi dan karakteristic penduduk maka para pakar bersepakat menyatakan tujuan utama kajian ilmu kependudukan adalah :
  1. Mengetahui kualitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
  2. Menjelaskan pertumbuhan masa yang lampau, penurunannya dan persebarannya dengan data yang tersedia
  3. mengembangkan sebab akibat anatara perkembangan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai aspek sosial lainnya
  4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dengan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Beberapa Teori Tentang Kependudukan
Population perspekstif ialah suatu pandangan yang berhubungan erat dengan informasi dasar akan teori-teori atau pandangan bagaimana dunia berasimilasi secara demografi
Secara luas dalam hal ini dikenal adanya 2 doctrine :
I.  Doktrin Pro – Natalis
Masyarakat zaman dulu hanya menganut 1 paham yang menginginkan keberadaan penduduk yang banyak sebagai generasi penggantiakibat tingkat kematian yang  telalu tinggi.
Plato dalam tulisannya “The Law” menekankan bahwa kestabilan jumlah penduduk amat penting demi untuk menjamin kesempurnaan hidup manusia.
Zaman emperium Romawi, dibawah Caesar Julius dan Agustus Caesar ditandai dengan penganut Doktrin Pro-natalis.
Dalam hal ini penduduk yang banyak mutlak harus dipersiapakan untuk kesiapan angkatan perang yang akan menjamin keselamatan emperiumnya. Jadi paham ini lebih banyak dianut oleh raja-raja zaman dahulu atau paling kurang masih memiliki pemikiran tradisional.
II.  Doctrine Anti – Natalis
Paham ini didominasi oleh aliran kristenisi yang mulai berkembang di Eropa Tengah, dan doktrin ini berkembang dengan sangat pesat.
Dewasa ini hampir semua negara berkembanng atau maju sudah menganut doktrin Anti-Natalis, karena dalam kenyataannya proses pembangunan ekonomi harus berorientasi pada keseimbangan antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.
” Pandangan Maltus”
Thomas Robert Maltus (1798) seorang ahli di bidang ekonomi yang juga seorang pendeta terkenal di Inggris. Maltus saat itu berpandangan bahwa : penduduk memiliki kemampuan laur biasa untuk berkembang.  Jika pertumbuhan penduduk tersebut tidak dikendalikan maka pertumbuhannya akan mengikut deret pola ukur (2, 4, 8, 16, 32, ……), sedangkan pertumbuhan ekonomi dan pangan akan mengikuti deret pola hitung (1, 2, 3, 4, 5, …………)
Menurut Maltus ada 2 cara pengendaliannya, yaitu :
  1. Positive Checkyaitu cara pengendalian yang tidak moralis dan tidak dapat dikontrol seperti perang, wabah, atau perlakuan manusia lainnya yang tidak berperikemanusiaan.
  2. Preventive Check : yaitu dengan pengekangan moral dalam membatasi kelahiran (birth control ). dan untuk ini cara yang dianjurkan adalah dengan menunda atau pendewasaan perkawinan (PUP)
Maltus sendiri pada waktu itu konsekuen dengan apa yang diucapkannya yaitu dengan menikah pada usia 35 tahun dan hanya punya 2 anak.  Maltus sangat yakin bahwa secara alamiah konsekuensi pertumbuhan penduduk yang tidak bisa dikendalikan adalah kelaparan, alasannya adalah :
  • Manusia memiliki kemampuan berkembang secara alamiah dan tidak terbatas secara natural
  • Sedangkan penigkatan makanan selalu tidak akan mengimbangi pertumbuahn penduduk.
  • Pertumbuhan penduduk yang pesat juga akan menciptakan pengangguran (unemployment)
Pendapt Maltus sendiri banyak mendapatkan sanggahan dari berbagai pihak karena Maltus tidak mempertimbangkan kemajuan tekhnologi.
Paham Marvist
Karl Marvist dan Friedrich Engels (1834) adalh generasi sesudah Maltus.
Paham Marvist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marvist adalah :
  1. Beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
  2. Beda pandangan Marvist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.
Kesimpulan
  1. Kalangan pesimis bersiteguh bahwa pertumbuhan penduduk adalah sesuatu yang sangat mengerikan sperti suatu ledakan bom yang dahsyat, sedangkan kalangan optimis berharap pertumbuhan penduduk pertumbuhan penduduk akan diimbangkan dengan penemuan dan kemajuan tekhnologi
  2. Apakah anda seorang pesimis atau optimis, yang pasti anda akan hidup dan berjuang bersama jutaan manusia lainnya seperti sekarang.
  3. Ruang lingkup kajian demografi meliputi semua persoalan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh besarnya jumlah penduduk (population size), penyebarannya, proses, bentuk karakteris penduduk
  4. Inti perubahan kajian kependudukan ialah proses kematian, kelahiran dan imigrasi
  5. Untuk mendalamia kajian proses dan perubahan penduduk anda perlu mengetahui berapa jumlah penduduk yang hidup, berapa yang lahir dan berpa yang mati, jumlah yang masuk, keluar dan alasan mengapa semua itu terjadi


"http://tuloe.wordpress.com/2009/06/20/dasar-dasar-ilmu-kependudukan/#more-53"

Dasar-Dasar Ilmu Biostatistik

Konsep Statistika
Statistika Adalah ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalhan dalam pengambilan kepuatusan dapat diperhitungkan secara numeric.
Sedangkan Biostatistika Adalah cabang ilmu statistic yang berkaitan dengan apliksai metode statistic pada persoalan dibidang biologi dan kedokteran.
Dalam Statistika Kesehatan data yang dibutuhkan lebih banyak menjurus pada perencanaan, pelaksanaan & penilaian program kesehatan, yang termasuk di dalamnya : Morbiditas (frekuensi dan penyebab kesakitan), Statistik Rumah sakit (jumlah pasien, lama perawatan, dll), Statistik Pelayanan (imunisasi, kesehatan gigi, KB, dll).
Fungsi Statistik Dalam Bidang Kesehatan :
  • Memeberikan gambaran/keterangan tentang masalah kesehatan
  • Penentuan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi
  • Bahan yang dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan
  • Dapat membandingkan tingkat kesehatan masyarakat
  • Menilai dan menganalisa hasil usaha kesehatan
  • Dapat menentukan kebutuhan dalam bidang kesehatan yang sudah atau belum dipenuhi
  • Dapat mencari hubungan sebab dan akibat
  • Dokumentasi data kesehatan masyarakat
Dilihat berdasarkan tahap-tahap kerjanya, maka ruang Lingkup kajian Statistik dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu :
  1. Statistic Deskriptif, yaitu suatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai terbatas pada : Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa data yang tanpa perlu adanya peramalan atau pembuktian statistic
  2. Statistik Inferensial, yaitu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai sama seperti pada statistic deskriptif namun disertai pengambilan kesimpulan denganpembuktian secara statistic terhadap hasil dari sampel atau populasi
Dalam statistik sumber segala informasi yang telah melalui berbagai proses pengolahan, cleaning, dan sebagainya pasti berasal data data mentah. Sedangkan data sendiri dapat diartikan sebagai fakta atau keterangan mengenai suatu benda, persoalan dan keadaan.
Dalam Ilmu ststistik Data dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.  Data Kualitatif, data berbentuk kalimat
2. Data Kuantitatif, data berbentuk bilangan atau angka, yang data ini juga dapat dibedakan menjadi 2:
  1. deskrit ——> data berbentuk bilangan bulat (kunjungan pasien, jumlah anak, dll)
  2. kontinue —–> data berbentuk bilangan pecahan ( BB, TB, dsb)
Khusus dalam Statistik Kesehatan, Sumber data yang dipakai meliputi : Data Primer (survey, sensus, experiment) dan Data Sekunder (pencatatan peristiwa vital seperti kematian dan kelahiran, Catatan Khusus serta laporan dan Publikasi)
Menurut skala ukur, data dapat dibagi dalam 4 jenis :
  • Data berskala Nominal
  • Data berskala ordinal
  • Data berkala interval
  • Data berkala rasio

Pengantar Ilmu Gizi Masyarakat

Istilah-istilah yang sering dijumpai dalam Ilmu Gizi Masyarakat
Zat gizi adalah : zat-zat yang terkandung dalam tubuh kita yang diperlukan oleh tubuh
Bahan Makanan : Asupan yang diberikan bagi tubuh dan melengkapi kebutuhan tubuh
Bahan Pangan  : bahan-bahan yang dikonsumsi dan berguna bagi tubuh manusia.
Kebutuhan : Saat-saat dimana asupan yang diperlukanoleh tubuh meningkat karena keadaan-keadaan tertentu.    Misalnya : penyakit ginjal, dan lain-lain
Kecukupan      : Batas maksimal yang dibutuhkan oleh tubuh agar fungsi tubuh dapat berjalan optimal
Secara garis besar zat gizi ada 6 macam yang dikelompokkan dalam 2 golongan:

Makro:
  1. Karbohidrat
  2. Protein
  3. Lemak
Mikro:
  1. Mineral
  2. Vitamin
Air
4  masalah gizi utama yang sering terjadi di Indonsia :
I.  KEP
KEP dibagi menjadi 3:
  • Kwasiorkor : Penyakit KEP yang dominan disebabkan kurangnya protein dalam waktu yang lama
Tanda-tanda:
-          Edema di seluruh tubuh, terutama punggung kaki
-          Wajahnya bulat. Sembab atau moon face
-           Perut buncit (asites)
-          Rambut merah, kusam dan mudah dicabut
-          Terdapat bercak-bercak merah dan hitam
  • Marasmus : Penyakit KEP yang dominan disebabkan karena kurangnya energy dalam waktu yang lama.
Tanda-tanda:
-          Tampak sangat kurus
-          Wajah cekung
-          Perut cekung
-          Tulang iga kelihatan
-          Otot pantat Nampak kendur
-          Terjadi atropi otot-otot tungkai dan lengan
-          Anak apatis cengeng dan rewel
  • Marasmic Kwasiorkor
Tanda-tanda:
-          Tulang iga kelihatan
-          Perut buncit
Penyebab dari penyakit KEP diatas adalah karena kurangnya konsumsi karbohidrat dan lemak dalam waktu yang lama.
Akibat yang ditimbulkan karena terjadinya KEP :
  1. Pada ibu: ini disebabkan karena kemungkinan sang ibu pada waktu remaja si ibu juga mengalami kurang gizi dan kemudian ditambaha lagi pada waktu kehamilan mengalami masalah yang sama, maka yang besar kemungkinan akan mengalami kegagalan tumbuh kembang janin dan kemungkinan akan kelahiran BBLR atau kelahiran dalam keadaaan cacat.
  2. Pada anak: Akan terjadi gagal tumbuh kembang atau terjadi atropi atau gizi buruk
II.  KVA
KVA merupakan salah satu penyakit yang menjadi salah satu masalah gizi, KVA adalah penyakit dimana si penderita mengalami kekurangan vitamin A.
Umumnya penyakit kekurangan vitamin A mengganggu sistem penglihatan atau mata, maka sebelum membahas tentang penyakit kekurangan vitamin A. maka perlu diketahui tentang tanda-tanda sebuah mata sehat, yaitu :
  • Selaput bening benar-benar jernih dan putih
  • Mata hitam letaknya di tengah dan berwarna bening
  • Orang-orangan mata benar-benar hitam, jernih dan ada reflek cahaya, dan pupil mengecil bila menerima cahaya.
  • kelopak mata dapat dibuka dan ditutup
  • bulu mata tumbuh teratur ke arah luar
  • Tidak ada sekret pada mata
  • Tidak ada benjolan atau buntilan-buntilan pada mata.


"http://tuloe.wordpress.com/2009/07/03/gizi-masyarakat/#more-83"

Senin, 21 Maret 2011

IT dalam jaminan kesehatan sosial nasional

OLEH : MUTTAQIEN


 Pendahuluan
            Dalam artikel di Kompas 25 Maret 2010, Ibu Menteri Kesehatan menuliskan responnya terhadap keberhasilan Barack Obama dalam memperjuangkan pengesahan RUU Kesehatan di Amerika. Bu Menkes  menyatakan bahwa keluarnya UU tersebut merupakan terobosan luar biasa bagi pelayanan kesehatan di negeri yang berideologi kapitalisme dan kebebasan individu ini. Bu Menteri juga memberikan sedikit pembelaan bahwa Indonesia belum bisa segera mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Barack Obama.
            Pertanyaan mendasar adalah mengapa belum bisa ? Penulis menyimpulkan bahwa persoalan terberat mewujudkan universal coverage di Indonesia adalah isu Jamkesos belum menjadi priority issue di tingkatan Kepala Pemerintahan. Perbedaan ini bagaikan langit dan bumi jika dibandingkan dengan  keseriusan Barack Obama dalam memperjuangkan UU Kesehatan. Obama bukan saja berbicara pada dataran konseptual, pada tingkat persiapan implimentasi pun  menjadi isu yang penting baginya.
            Salah satu isu yang dianggap penting oleh Barack Obama adalah penggunaan Teknologi Informasi  dalam Kesehatan. salah satunya dapat dibaca pada CNNMoney.com yang menuliskan Obama’s big idea: Digital health record. Obama telah melihat bagaimana sulitnya persiapan penggunaan IT dalam Kesehatan yang harus diselesaikan jika ingin menerapkan Jaminan Kesehatan Sosial yang universal coverage. Bayangkan saja, untuk Amerika yang sudah jauh lebih maju dalam penggunaan Komputer hanya 8% dari 5.000 RS Pemerintah dan 17% dari 8.000 dokter nya yang menggunakan pencatatan Record dengan sistem komputerisasi. Persoalan lain adalah kurangnya tenaga terampil dalam penerapan IT di Kesehatan. Belum lagi dengan tidak terlalu pedulinya kalangan dokter dengan mekanisme komouterisasi di sistem kesehatan. Bagaimana dengan Indonesia ? Inilah mungkin salah satu tantangan terbesar mengintegrasikan IT dalam Jaminan Kesehatan Sosial Nasional.

IT dan Asuransi Kesehatan
            Yaslis Ilyas (Dalam Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B, 2005) menyatakan paling tidak ada lima manfaat IT dalam Asuransi Kesehatan. Yaitu : Pertama, mendorong lebih murahnya biaya administrasi. Biaya Administrasi yang biasanya muncul dalam 3 tahapan, yaitu pengeluaran untuk pemasaran, pengeluaran untuk underwriting, dan pengeluaran untuk penanganan klaim akan dapat ditekan secara maksimal.  Pemasaran dan Underwriting mungkin tidak terlalu penting di era Asuransi Sosial, akan tetapi tetap bisa dialokasikan untuk mensosialisasikan pentingnya Jaminan Kesehatan Sosial ke masyarakat. Kedua, lebih efisien dikarenakan lebih bannyak klaim yang dapat diproses dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan IT, proses klaim di daerah-daerah terpencil pun dapat dengan cepat diverifikasi oleh tim verifikator yang terpusat. Ketiga, menyediakan perubahan informasi yang cepat untuk proses klaim kesehatan. Keempat, menghasilkan format standart diantara seluruh Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) yang menyampaikan dan membayar klaim asuransi, dan kelima, dapat dilakukan cost containment  sehingga dapat menghemat pembiayaan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini dkarenakan memudahkan dilakukannya Utilitation Review.

IT dan Road Map
            Yang menarik pula dari tulisan Bu Menteri dalam Road Map Jaminan Kesehatan Sosial Nasional adalah “Untuk mencapai sistem Jaminan Kesehatan Sosial Nasional tidak cukup hanya memperluas cakupan kepesertaan, diperlukan kesiapan-kesiapan infrastruktur yang matang”.
            Apa yang dimaksudkan oleh Bu Menteri dengan Kesiapan infrastruktur dalam IT ? Untuk memudahkan pemahaman kita terhadap harapan Bu menteri tersebut, dapat dibayangkan dengan rencana pemerintah membangun infrastruktur jalan.  Dibutuhkan banyak persiapan, perencaan, pengorganisasin, keterlibatan banyak stakeholders, sumber daya manusia, dan pembiayaan. Dan salah satu yang penting dari hal-hal penting tersebut adalah mengintegrasikan teknologi informasi dalam Jaminan Kesehatan Sosial.
            Alhamdulillahnya, jika diperhatikan Road Map Jaminan Kesehatan Sosial Nasional yang dipersiapkan oleh Kementerian Kesehatan,  telah memasukkan IT dalam salah satu blok yang akan diperhatikan.  Sehingga perlu dipersiapkan secara serius pengintegrasian tersebut, sehingga ketika pengorganisasian telah siap maka IT segera dapat berjalan.

IT, Kepesertaan dan COBIT
            Banyak isu penting terhadap penerapan IT dalam Jaminan Kesehatan Sosial. Salah satunya yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah Kepesertaan. Belajar dari keberhasilan PT. Askes dalam menerapkan Bridging System yang disampaikan oleh Kemal Imam Santoso, Wakil Dirut dan CIO PT Askes bahwa Proyek integrasi system IT di PT. Askes yang dinamakan dengan  Bridging System bertujuan menjalankan electronic data processing antara PT Askes dan RS mitranya. Sekarang PT. Askes dapat merasakan benefit dari Bridging System tersebut. Terutama, dalam hal peningkatan produktivitas dan perbaikan efisiensi. Dalam pelayanan administrasi kepesertaan terjadi peningkatan dari 10 menit menjadi 2 menit.
            Dari pengalaman tersebut di atas, kita bisa melihat bersama bahwa system infromasi sangat memegang peranan penting dalam system jaminan kesehatan.



"http://kpmak.fk.ugm.ac.id/?p=543"

Selasa, 15 Maret 2011

ilmu kesehatan


Oleh: AnneAhira.com Content Team



Ilmu kesehatan merupakan kelompok disiplin ilmu terapan yang menangani kesehatan manusia dan hewan.
Ilmu ini memiliki dua bagian, yaitu : studi, riset, dan pengetahuan mengenai kesehatan, serta aplikasi pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kesehatan, mengobati penyakit, dan memahami fungsi-fungsi biologis pada manusia dan hewan.
Riset yang dilakukan terutama bertumpu pada ilmu-ilmu utama biologi, kimia, dan fisika, dan juga ilmu sosial (seperti sosiologi medis).
Ilmu ini mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha manusia untuk selalu dalam keadaan sehat. Ilmu ini pada dasarnya berbeda dengan ilmu kedokteran.
Ilmu kedokteran lebih berorientasi pada penyembuhan penyakit, sementara  ilmu kesehatan lebih luas mencakup juga pengobatan, pencegahan, dan pemulihan. Adapun cabangnya antara lain :
Anestesiologi
  • Bedah
  • Dermatologi
  • Ginekologi
  • Kedaruratan medis
  • Kedokteran rehabilitasi medis
  • Kedokteran umum
  • Kesehatan kerja
  • Kesehatan masyarakat
  • Neurologi
  • Obstetri
  • Penyakit dalam
  • Patologi
  • Pediatri
  • Psikiatri
  • Radiologi
  • THT-KL
Sesuai dengan fokus bidang kajian yang dipelajari dan hakikat masalahnya, maka ilmu ini dalam perkembangannya dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Ilmu kesehatan pribadi (personal health) yang fokus bidang kajiannya adalah orang per orang (pribadi).  Perkembangan ilmu ini tidak dapat terlepas dari sumbangan ilmu-ilmu dasar seperti Ilmu faal atau fisiologi, anatomi, dan patologi .

  2. Ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang fokus bidang kajiannya adalah kelompok manusia dalam masyarakat. Ilmu ini berkaitan dengan gangguan kesehatan pada kelompok masyarakat.
Sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu kesehatan selalu dan terus mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Kemajuan dan perkembangannya tidak dapat terlepas dari kemajuan dan dukungan ilmu-ilmu dasar seperti Biofisika, Biokimia, Mikrobiologi, Biologi molekuler, dan Genetika.
Di beberapa negara, ilmu kesehatan mendapatkan perhatian serius dan dikembangkan secara intensif dengan harapan dapat memberi jalan keluar untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi umat manusia pada saat ini maupun yang akan datang yang menyangkut:
  1. Kebutuhan obat-obatan dan vaksin
  2. Kebutuhan pola hidup sehat
  3. Kebutuhan lingkungan hidup yang sehat
  4. Penelitian untuk pengembangan ilmu kesehatan. 
Hakekat belajar ilmu kesehatan, menurut UNESCO (Delors, 1997), mencakup 4 (empat) tingkatan atau tujuan yaitu: pilar utama yang harus dilakukan dalam semua proses pendidikan adalah:
  1. Belajar untuk mengetahui (learning to know) 
  2. Belajar untuk berbuat (learning to do) 
  3. Belajar untuk menjadi (learning to be)
  4. Belajar untuk hidup bersama (learning to live together).
Salah satu perwujudan dan penerapan dari belajar ilmu kesehatan adalah terwujudnya pribadi yang memiliki pengetahuan, keterampilan tentang kesehatan, dan terbentuknya sikap hidup yang dikenal dengan gaya hidup sehat.
Banyak aspek yang harus dilakukan oleh seseorang setidak-tidaknya memahami bagaimana dia mengelola kehidupannya, rohani dan jasmani agar sehat dan pada gilirannya menyebabkan hidup yang berkualitas.
Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan kesehatannya meningkat disebut perilaku sehat, yang mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah kesehatan, serta perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan.
Contohnya adalah makan dengan gizi seimbang, olahraga teratur, tidak merokok dan minum minuman keras, menghindari gigitan nyamuk, menggosok gigi setelah makan, cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sebagainya.




"http://www.anneahira.com/ilmu/ilmu-kesehatan.htm"

sikap



Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dikatakan sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan.
Dari berbagai batasan tentang sikap dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan adanya konotasi kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu, yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Newcomb, seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Notoatmodjo, 2003).
Notoatmodjo (2003) mengutip Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni:
1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tent to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menetukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003).
Pengukuran sikap menurut Notoatmodjo (2003) dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Misalnya: bagaimana pendapat anda tentang pelayanan dokter di Rumah Sakit Cipto? Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotetis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Misalnya: Apabila roman ibu luas, apakah boleh dipakai untuk kegiatan Posyandu? Atau, saya akan menikah apabila saya sudah umur 25 tahun? (Sangar setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 2003), pengukuran ini dikenal dengan skala Likert yang dikembangkan Rensis Likert di tahun 1932. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, kerenanya hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak diketahui beberapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala (Moh.Nazir, 2003).
Sumber
Depertemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Notoatmodjo, Soekijo. (2003). Ilmu kesehatan masayarakat prinsip-prinsip dasar. Rineka Cipta, Jakarta.
Nazir, Moh. (2003). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tulisan Terkait:
Pendidikan Kesehatan



"http://puskesmaskampar.wordpress.com/2010/08/13/sikap/"

pengetahuan




Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan ialah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2008).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan .
Pengetahuan dalam domain (faktor) kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya .
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuaan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif (Notoatmodjo, 2003).
Pengkategorian pengetahuan dikelompokkan sebagai berikut:
1) Kategori baik yaitu menjawab benar 76 % – 100 % .
2) Kategori cukup yaitu menjawab benar 56 % – 75 %.
3) Kategori kurang yaitu menjawab benar dibawah 56 %. (Nursalam, 2008)
Sumber:
Depertemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodologi penelitian ilmu keperawatan, edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekijo. (2003). Ilmu kesehatan masayarakat prinsip-prinsip dasar. Rineka Cipta, Jakarta.
Tulisan Terkait:
Pendidikan Kesehatan
Sikap



"http://puskesmaskampar.wordpress.com/2010/08/16/pengetahuan/"

pendidikan kesehatan




Pendidikan kesehatan [lebih dikenal dengan Promosi Kesehatan] didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku) nya/mereka. untuk mencapai kesehatannya/kesehatan mereka secara optimal. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang dibidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih malang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai. lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.
Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi di mana saja. kapan saja, dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar saja. misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses belajar, tetapi karena proses kematangan. Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri: belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri Individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan.
Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.
Sumber:
Notoatmodjo, Soekijo. (2003). Ilmu kesehatan masayarakat prinsip-prinsip dasar. Rineka Cipta, Jakarta



perilaku


 
Perilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Skiner (1983) dalam Notoatmodjo (2007) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar)
Perilaku menurut penelitian Bloom sebagaimana yang dikutip Notoatmodjo (2003) merupakan komponen kedua paling berpengaruh terhadap status kesehatan, sedangkan penelitian Notoatmodjo di Pasar Rebo Jakarta Timur menyimpulkan bahwa komponen perilaku yang paling berpengaruh terhadap status kesehatan.
Notoatmojdo (2003) mengutip Lewrece Green yang mengatakan perilaku itu di latar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yakni: faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors), seperti dalam gambar berikut: Notoatmojdo (2003) mengutip Lewrece Green yang mengatakan perilaku itu di latar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yakni: faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors), seperti dalam gambar berikut:
Sumber:
Notoatmodjo, Soekijo. (2003). Ilmu kesehatan masayarakat prinsip-prinsip dasar. Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, Soekijo. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Rineka Cipta, Jakarta
Tulisan Terkait:
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan Kesehatan



"http://puskesmaskampar.wordpress.com/2010/08/18/perilaku/"

imunitas



by ditochan in ilmu kesehatan masyarakat

Imunologi ialah ilmu yg mempelajari segala hal yang bersangkutan dengan kekebalan.
Sistem dasar Imun
  1. Antigen (Ag) atau imunogen
= Substansi asing atau semua yang masuk dalam tubuh shg menyebabkan respon imun
2. Antibodi (Ab) Imunoglobulin
= Protein-protein yang terbentuk sbg respon dari antigen dan bereaksi secara spesifik dg antigen itu
Antibodi merupakan protein khusus yaitu imunoglobulin

Vaksin
-Suspensi bibit penyakit yang hidup tetapi telah dilemahkan tau dimatikan untuk menimbulkan kekebalan.

  1. Definisi Imunitas
Imunitas atau kekebalan adalah pertahanan tubuh suatu organisme terhadap antigen yang masuk. Sedangkan imunisasi adalah pemberian kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, belum tentu kebal terhadap penyakit lain.

  1. Macam Imunitas
Ada dua imunitas,yaitu imunitas alami (natural imunity dan imunitas didapat (akuisita)
Natural Imunity
Imunitas alami yang merupakan kekebalan non spesifik sudah ditemukan sejak lahir.
Imunitas alami akan memberi respon nonspesifik thdp penyerang asing tanpa memperhatikan komposisi penyerang tsb. Dasar pertahanan alaminya berupa kemampuan untuk membedakan antara sahabat dan musuh atau antara “diri sendiri” dan “bukan diri sendiri”. Mekanisme alami semacam ini mencakup barier fiaik dan kimia,kerja sel darah putih dan respon inflamasi.
a.Racial Imunity
Secara statistik orang kulit berwarna lebih peka terhadap penyakit TB dibandingkan kulit putih
b.Spesies Imunity
Lepra&GO –pada manusia tdk pada hewan
Tetanus –pada manusia&kuda, tdk pada burung
Antrax –pada ternak,tdk pada anjing dan kucing
c.Personal Imunity
Perbedaan kepekaan thd penyakit pada beberapa orang berbeda-beda
acquaied Imunity
Imunitas didapat atau spesifik terbentuk sesudah lahir.
Imunitas ini biasanya terjadi setelah seseorang terjangkit penyakit atau mendapatkan imunisasi yang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif.Beberapa minggu atau bulan sesudah seseorang terjangkit penyakit atau mendapat imunisasi akan timbul respon yang cukup kuat untuk mencegah terjadinya penyakit atau jangkitan ulang.
Ada dua tipe imunitas
a.Imunitas didapat aktif
Pertahanan imunologi akan dibentuk oleh tubuh orang yang dilindungi oleh imunitas tsb.
Imunitas ini umumnya berlangsung bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.
b. Imunitas didapat pasif
Imunitast temporer yang ditransmisikan dari sumber lain yang sudah memiliki kekebalan setelah menderita sakit atau menjalani imunisasi.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Imunitas
Banyak faktor yang mempengaruhi imunitas antara lain; umur, sex, kehamilan, gizi, dan trauma.
  1. Umur
Orang yang berusia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu.
  1. Sex
Untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan diphteria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria.
  1. Kehamilan
Wanita yang sedang hamil lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio, pnemonia, malaria, serta amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit thypoid dan miningitis jarang terjadi pada wanita hamil.
  1. Gizi
Gizi yang baik umumnya meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit menular. Bila kurang gizi, makin rentan terhadap penyakit.
  1. Trauma
Stress merupakan trauma yang menyebabkan kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi tertentu.

D. Jenis Imunisasi
Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi:
a) Imunisasi pasif (passive Immunization)
Imunisasi pasif ini adalah “Immuno globulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak).
b) Imunisasi aktif (active Immunization)
Imunisasi yang diberikan pada anak antara lain :
-      BCG, utk mencegah TBC
-      DPT, utk mencegah penyakit dipteri,partusis,dan tetanus
-      Polio,utk mencegah poliomilitis
-      Campak,utk mencegah campak(measles)
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toxoid untuk mencegah tetanus pada bayi yang dilahirkan.

E. Tujuan Program Imunisasi
-untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.


"http://ditochan.wordpress.com/2011/02/14/imunitas/"

artikel ilmu kesehatan masyarakat

Winslow (1920) mendefisikan Kesesahan Masyarakat (Public Health) sebagai suatu Ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “usaha-usaha pengorganisasian masyarakat” untuk:
Perbaikan sanitasi lingkungan
Pemberantasan penyakit menular
Pendidikan untuk kebersihan perorangan
Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
Pengembanagan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatan.

Ikatan Dokter Amerika (1948) mendefinisikan Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Mitos Yunani
Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan.

Perbedaan curatif health care dan preventif heath care

NO CURATIF HEALTH CARE PREVENTIF HEATH CARE
1 Sasaran individul Sasaran masyarakat
2 Pedekatan reaktif Pendekatan proaktif
3 Penangganan bio-psikologis Penangganan bio-psiko-sosial

Periode sebelum Ilmu Pengetahuan
Pada zaman Romawi kuno telah dibuat latrin/tempat pembuangan kotoran manusia, bukan untuk tujuan mencegah penyakit. Tetapi untuk mencegah bau dan pandangan yang tidak mengenakan.
Pada zaman Romawi telah ada peraturan yang mengharuskan untuk mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan binatang berbahaya/ bau, melakukan supervisi pada tempat minum, warung, prostitusi.
Abad ketujuh, dirasakan kesehatan masyarakat sudah begitu penting, karena saat itu sudah ada wabah kolera dan kusta
Abad ke 12, terjadi wabah pes dasyat di Cina dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13 juta meninggal karena pes.
Pada masa tersebut, masalah kesehatan masyarakat sudah demikian hebatnya, tetapi upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan.

Periode Ilmu Pengetahuan
Pada abad ke 19 telah ditemukan vaksin cacar oleh Louis Pasteur, asam karbol untuk sterilisasi operasi oleh Joseph Lister, ether untuk anestesi oleh William Marton
Tahun 1832 dibentuk komisi untuk penyelidikan dan upaya kesehatan masyarakat di Inggris diketuai oleh Edwin Chadwich.
Tahun 1893, John Hopkins, mendirikan Fakultas Kedokteran di Amerika.
Tahun 1855, di Amerika dibentuk Departemen Kesehatan, yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Termasuk pengawasan kesehatan lingkungan.
Tahun 1872, diadakan pertemuan orang-orang yang peduli pada kesehatan masyarakat dengan dibentuknya Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Assosiation).

Perkembangan IKM di Indonesia
Dimulai abad ke 16, pada saat pemerintahan Belanda. Tahun 1927, kolera masuk Indonesia, 1937 terjadi wabah kolera eltor, 1948 cacar masuk Indonesia, sejak adanya wabah kolera pemerintahan Belanda melakukan upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807 oleh Gubernur Jendral Daendels dilakukan pelatihan dukun bayi dan praktek persalinan
Tahun 1851, dr.Bosch mendirikan STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) sekolah kedokteran untuk pribumi di Jakarta, dan di Surabaya tahun 1913 didirikan NIAS (Nederland Indische Arsten School)
Tahun 1922, pes masuk Indonesia, setahun berikutnya telah terjadi wabah, 1935 dilakukan penyemprotan DDT dan vaksinasi masal.
Tahun 1951, Dr. Y. Leimena dan dr. Patah memperkenalkan Konsep Bandung, bahwa aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan
Tahun 1956, dr. Y. Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” proyek keterpaduan pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
Tahun 1967, seminar tentang kesehatan masyrakat terpadu, tentang konsep Puskesmas oleh dr. Achmad Dipodilogo, yang akhirnya pada tahun 1968 dikembangkan oleh Pemerintah

RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT

Epidemiologi
Biostatistik/statistik Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
Administrasi Kesehatan Masyarakat
Gizi Masyarakat
Kesehatan Kerja

UPAYA-UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT:

Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
Perbaikan sanitasi lingkungan
Perbaikan Lingkungan Pemukiman
Pemberantasan vektor
Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pembinaan Gizi masyarakat
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
Pengawasan obat dan minuman
Pembinaan peran serta masyarakat

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat:
Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya
Perilaku
Pelayanan Kesehatan
Hereditas (keturunan)

Intervensi faktor lingkungan : perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi, stabilitas politik dan keamanan
Intervensi pelayanan kesehatan: penyediaan dan perbaikan fasilitas kesehatan, perbaikan sistem dan manajemen pelayanan kesehatan
Intervensi hereditas, perbaikan gizi ibu hamil, pendidikan kesehatan pada kelompok risiko penyakit keturunan.

REFERENSI:

Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti
M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
M. N. Buston, 1977, Epidemiologi penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta
Azrul Azwar, 1989, Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas, Binarupa, Jakarta
Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta
Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi

copas dari blog : Dr. Suparyanto, M.Kes